06 September 2011

Cerita Lebaran

Taqabalallahu minna waminkum shiyama wa shiyamakum
“Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian puasaku dan puasa kalian”
Minal aidzin wal faidzin
“Semoga kita termasuk golongan yang kembali”
Mohon maaf lahir dan batin
Selamat hari raya idul fitri 1432 H.

Berawal dari mengikuti sholat ied yang diadakan di lapangan pabrik kertas blabak hari Selasa 30 Agustus 2011 Ikut yang cepat lah, biar cepet kelar.Sssst… Tak ada hubungannya dengan kedua ormas besar itu, lalu berangkat menuju kediaman mbah uti dan mbah kakung di Jogja.


Sebentar-sebentar, sepertinya ada yang janggal. Sebelumnya masuk ke ranah itu, sedikit cerita tentang penggunaan tempat untuk sholat ied. Karena pada hari besar idul adha sebelumnya tidak ada acara sholat ied di tempat yang sama dikarenakan pemilik yang lama itu beragama non. Padahal hampir setiap tahun sebelumnya sholat ied dan qurban selalu diadakan di pabrik yang jaya di tahun 80an itu. Sayang, pemilik dan jajaran direksinya tak memberi ijin tahun ini untuk mengadakan acara besar itu di tempat yang mereka miliki, walau setelah itu mereka menghilang meninggalkan hutang-hutang yang menyengsarakan apalagi para pensiunan yang tidak mendapat haknya. Dan saat ini pun mereka masih menjadi buronan interpol di luar negeri sana. Sekarang, pimpinan diambil alih caretaker dari pemerintah dan akan diadakan pelelangan untuk mendapat suntikan dana dari pemilik yang baru nanti. Hmmm, buat yang turah-turah duite dan punya ide tentang sistem yang mampu gawe bathi, boleh saja ikut pelelangannya. Sayang, dikarenakan acara ini tertutup, hanya yang diundang saja yang bisa ikut pelelangan ini sepertinya. Sementara itu, para karyawan lama tetap bekerja untuk menutupi kerusakan sistem didalam sehingga orang-orang luar seakan-akan diberi tahu kalau pabrik itu masih jalan, masih hidup, walau, jalannya tertatih-tatih matipun enggan, hidup pun tak mau. Setiap usaha pasti bertujuan untuk hal-hal yang menguntungkan, pemerintahpun juga. Lah yang merugi kok tetap dipertahankan? Ah, itu hanya sedikit uneg-uneg yang ingin dikeluarkan mengenai usaha yang semula besar menjadi kecil yang lapangannya menjadi tempat dilangsungkannya sholat ied.

Kembali ke masa lebaran..Lebaran kali ini setelah sungkem di depan orang tua, pergi ke rumah mbah uti dan mbah kakung di Yogya, sekembalinya dari sana kembali menjalani rutinitas biasa. Berbeda dibanding tahun kemarin, dimana kami sekeluarga berkesempatan unjung-unjung ke saudara dari ibu di Surabaya dan sekitarnya. Lah, yang lain pada pulang ke daerah ini kok pulangnya ke kota? Hm hm…tradisi yang aneh memang,tapi begitulah adanya, saudara juga banyak disana, ramai-ramai pula, dengan suara yang menggelegar ciri khas orang jawa timuran, membuat suasana ramai apalagi dengan para tetangga yang temu kangen dengan teman lama, berbanding terbalik dengan orang-orang dari Jogja dan Jawa Tengah yang setahu saya lebih terkesan tenang dan kalem…

Sambil melirik di jalan keluar kota Surabaya yang macet cet berbanding terbalik dengan jalanan di dalam kota yang lengang ditinggal sebagian besar penduduknya untuk mudik. Nah menariknya, sepertinya kendaraan yang digunakan tidak dipersiapkan dengan baik karena dari kami cukup sibuk untuk urusan yang lain. Perjalanan Magelang-Surabaya yang biasanya ditempuh sekitar 6-9 jam saat itu ditempuh selama 32 jam. Berangkat pukul 07.30 sampai di Rumah eyang sekitar pukul 13.00 keesokan harinya. Cukup miris memang, dan hal itu dikarenakan satu per satu ban meletus dan juga momen lebaran yang membuat hampir setiap tambal ban yang ditemui masih tutup. Saat itu sudah sampai di Solo, satu ban yang meletus. Ganti dengan ban cadangan. Ban cadangan pun hanya bertahan selama 4 jam di jalan, sampai di Ngawi, Rumah Makan Duta Tepatnya. Beruntung salah satu tambal ban di daerah sana buka dan ditamballah satu-satunya ban tersisa. Ban cadangan pun tak bisa ditambal atau diapa-apain karena hancur sampai dalam-dalamnya dan juga harus ke kota untuk membeli ban baru. Malam hari, perjalanan dilanjutkan dengan empat ban layak pakai, sampai di daerah Nganjuk beristirahat di SPBU yang ternyata, banyak juga para pemudik yang memilih beristirahat di mushola SPBU daripada mencari penginapan yang lebih layak. Tentu saja tak ada yang merokok ataupun diperbolehkan menyalakan api unggun karena berada di wilayah SPBU walaupun kondisi dingin. Subuh berkumandang dan kamipun melanjutkan perjalanan. Sampai di Mojokerto. Kendaraan oleng yang disebabkan lagi-lagi ban belakang bocor. Untungnya dekat dengan SPBU. Dan sekarang, ban cadangan tak bisa digunakan juga satu ban dalam kondisi memprihatinkan. Akhirnya, pagi itu hanya menunggu bala bantuan dari Surabaya sana. Bala bantuan tiba pukul 11.00, meluncur lagi di jalanan akhirnya sampai juga di tempat saudara jam 13.00. seperti perjalanan darat dari Magelang-Jakarta saja, lebih dari 24 jam..Pyuh.. Cerita perjalanan yang cukup melelahkan, dan bisa dipetik hikmahnya, persiapkan sesuatunya dengan baik sebelum melakukan aktivitas berat dan jauh.

Kembali ke masa Lebaran tahun ini, kemarin tanggal 4 september 2011, anak-anak dari simbah di Jogja yang jumlahnya 9 mengadakan temu keluarga dari keluarga besar Eyang (alm.)Arsasemita. Banyak yang datang dan semuanya itu saudara, wew, 1 bis datang dari tempat asal kakek yaitu Limbasari Purbalingga dan Nenek dari Secang. Ramai memang. Apalagi momen yang pas di masa Lebaran membuat suasana yang meriah. Sedikit cerita tentang (alm) Eyang Arsasemita lahir tahun 1903, dulunya adalah seorang Petani di daerah Limbasari sana. Tanahnya juga bejibun tentunya, dan ahli waris yang tertua memilih melepas tanah itu untuk digarap oleh adik-adiknya dan bertugas di Jogja sini sebagai pegawai salah satu Bank Swasta. Mempunyai anak 6 bersaudara dan yang masih sehat sampai saat ini tinggal yang tertua (kakek saya) berumur 91 tahun dan termuda 70 tahun. Bermodalkan nyawah tiap hari eyang Arsasemita menghidupi keluarganya dulu selama masa perjuangan. Ternyata eh ternyata, saya yang masih muda ini sudah punya beberapa ponakan...wah.. tak hanya itu, entah saking suburnya atau apa, simbah yang di Surabaya masih produktif juga sehingga anaknya yang notabene menjadi paman saya masih bersekolah smp pun ada. Berumur 14 tahun.. wkwkwkwk.....


Rumah makan Duta
Rumah makan duta prasmanan
silsilah keluarga

Silsilah keluarga 2


5 komentar:

komentar

Yang Sempat Mampir