16 Oktober 2008

Cinta = Feromon??

Banyak rumus untuk menjelaskan datangnya cinta antara muda-mudi: witing tresno jalaran saka kulino, cinta datang dari mata turun ke hati. Cinta itu buta. Atau juga pendapat-pendapat sendiri para pelaku percintaan itu sendiri. Dalam penelitian( yang dilakukan Ahli negara barat tentunya), ada yang menunjukkan cinta terpicu oleh aroma khas feromon tubuh lawan jenis (kayak hewan aja). Konon katanya, rasa cinta hanya bisa bertahan paling lama 4 tahun(cepet banget?).

Jangan mandi, saya segera pulang”, begitu bunyi surat pendek yang dikirim Napoleon Bonaparte dari medan perang kepada Josephine, istrinya. Kala itu tak seorang pun tahu apa gerangan maksud di balik kalimat itu.
Dua ratus tahun kemudian, baru para ahli dapat menjelaskan secara ilmiah perihal kalimat yang ditulis Napoleon itu( coba tanya langsung sama Napoleon waktu itu, ga bakal selama 200tahun x buat mendapat kejelasannya).
Organ penciuman bukan cuma untuk mengendus bau parfum atau bau badan seseorang, tapi dapat juga mendeteksi zat pemikat atau penyampai pesan misterius yang disebut feromon.
Entah sadar apa tidak, sang pemimpin perang yang jenius itu percaya pada kepekaan penciuman yang pegang kunci dalam perasaan cinta dan daya tarik seksual.
HORMON MAK COMBLANG CINTA
Sebagai substansi yang disekresikan tubuh dan dapat dirasakan lewat organ penciuman, feromon mampu mengendalikan berbagai macam emosi sampai ke masalah hubungan seksual, termasuk dalam memilih pasangan. Meski baunya tidak nyata-nyata tercium, dan hanya ada sedikit jejak di udara, feromon akan menentukan siapa yang bakal dijatuhi rasa simpati dan siapa yang tidak. Zat kimia itu ibarat mak comblang yang tak kasat mata dari cinta pada pandangan pertama atau “cinta yang tumbuh akibat bebauan yang terhirup saat pertemuan pertama”.
Di Negara empat musim, musim semi yang kemudian dikenal sebagai musim bercinta ternyata juga membiaskan bau-bauan khas. Ketika musim dingin berlalu, mantel dan topi ditanggalkan, hidung pun lebih leluasa mencium bebauan tubuh tanpa ada yang menghalangi. Lalu, tibalah masa ”bercinta”. Tanpa disadari bebauan rahasia merebak dari balik pakaian paling dalam. Reaksinya akan terlihat apabila bebauan itu tercium orang lain.
Bau hormon pemikat yang tercium oleh vomeronasalorgan (VNO)- organ di lubang hidung yang ribuan kali lebih peka daripada indra penciuman- akan merangsang otak kecil yang bertugas mengatur panas tubuh, nafsu birahi, tidur, tekanan darah, dan pernapasan. Organ VNO mempu mendeteksi 30 piktogram (30 x 10-12 g) feromon.
VNO dihubungkan ke otak lewat jaringan saraf. Menurut Luis Monti-Bloch, ahli saraf dari Universitas Utah di Salt Lake City, seperti dikutip majalah Stern, hormon feromon yang tercium oleh VNO dapat mempengaruhi detak jantung, nafas, temperatur tubuh, dan kelenjar hormon. Setiap kali feromon berhembus, VNO segera bereaksi. Perubahan psikologis pun akan terjadi setiap sepersepuluh ribu detik.
Pabrik” feromon berada di daerah ketiak. Jadi, apa boleh buat, zat pemikat cinta itu terpaksa bercampur dengan keringat. Namun tidak perlu khawatir, zat kimia itu akan memisahkan diri dari bau keringat pada saat kita berpeluh dan langsung menguap ke udara akibat panas tubuh.
Kelenjar keringat di bagian ketiak itu akan aktif pada masa subur. Tapi paling banyak produksinya pada masa puber dan akan menurun drastis sewaktu tiba masa menopause.
Makanya, “dalam rangka pemindahan bau feromon, kontak tubuh sangat diperlukan,” kata Charles Wysocki, guru besar anatomi di Universitas Philadelphia yang meneliti bahan pemikat itu, seperti dikutip Majalah Stern. Jadi bukan tanpa alasan bila wanita suka didekap, sehingga hidungnya langsung dekat dengan ketiak kekasihnya. Sayangnya, daya jangkau bau feromon terjauh, menurut Wysocki, hanya beberapa sentimeter.
Mengenakan baju tebal dapat mengalangi terciumnya bebauan itu. (oooo, makanya wanita kayaknya suka bertank-top yak?)Demikian juga terlalu sering mandi bisa mempertipis bau feromon. Pantas saja Napoleon melarang istrinya mandi.(makanya, jangan sering mandi, kayak wa lho, kalo liburan cuman mandi sehari sekali, ntu lagi pas jam 12 siang, ho ho ho ho)
Feromon tercium di sekitar cuping hidung dan mulut. “Makanya tak aneh jika ada ritual berciuman,” ujar Monti-Bloch. Sementara psikolog Winnifred Cutler dari Haverford, Philadelphia memberikan istilah bercinta sebagai mandi feromon. Wanita yang “mandi cinta” sekali seminggu, katanya, akan memiliki jadwal menstruasi yang lebih teratur daripada mereka yang jarang melakukannya.


CINTA ITU PROSES KIMIA
Di tubuh orang yang sedang jatuh cinta, menurut ahli lain, mengalir bahan kimia. Saling bertatapan mata, bersentuhan kulit, dan mencium bau wewangian, misalnya, akan merangsang produksi senyawa kimia yang kemudian mengalir cepat dari otak dan menjalar ke saraf melalui peredaran darah. Makanya, tak mengherankan bila orang jatuh cinta menjadi tersipu-sipu, wajah memerah, telapak tangan berkeringat dingin, dan nafas berat tak beraturan. Ini seperti yang dialami pria dan wanita ketika saling berpandangan mata secara mendalam. Semua itu tak lain akibat dari reaksi kimiawi cinta.
Meski cinta bisa datang lewat alat indera (mata, hidung, telinga, dan kulit), namun ia tidak langsung nyelonong turun ke hati. Ia mampir dulu di otak untuk melewati proses kimiawi. Menurut para ahli, seperti dikutip Majalah Time, proses itu ada tahapannya.
Mula-mula adalah tahap terkesan. Di sini terjadi kontak antara dua orang yang akan saling kasmaran melalui alat indera. Reaksi romantis yang muncul bisa karena faktor genetis, pengalaman psikologis, atau bebauan.
Setelah tahap terkesan, kemudian masuk tahapan ketertarikan. Pada tahap ini otak akan terangsang untuk menghasilkan senyawa phenylethylamine (PEA). Dopamine dan norepinephine. Senyawa-senyawa ini, kalau menyebar ke seluruh tubuh, akan menimbulkan perasaan gembira dan bahagia. Jadi bukan tanpa alasan kalau penyanyi Eddy Silitonga bilang, “Jatuh Cinta berjuta rasanya”, nah, khusus untuk (PEA) sebagai senyawa utama dalam proses cinta, menururt Anthony Walsh, penulis The Science of Love: Understanding Love And Its Effect on Mind and Body, bisa membuat orang tersenyum malu ketika bertemu orang yang memikat hatinya.
Sayangnya, produksi ketiga senyawa amfetamin alami itu tidak berlangsung terus-menerus. Kemampuan tubuh menghasilkan senyawa itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akibatnya, rasa tertarik pada seseorang pun mulai meluntur, terutama ketika tubuh tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan (PEA). Mengunyah permen coklat yang diyakini mengandung (PEA) tinggi juga tidak sanggup meningkatkan (PEA) dalam tubuh. Apa boleh buat, cinta yang penuh romantika tidak bisa bertahan lama. Tak abadi!
Para ahli menyebut tahap ketertarikan yang cuma bertahan paling banter empat tahun itu sebagai “kegatalan empat tahun”. Ini diperkuat oleh hasil penelitian Helen Fisher, pengarang buku Anatomy of Love, terhadap perkawinan dari 62 budaya masyarakat bahwa tingkat perceraian tertinggi terjadi pada usia perkawinan empat tahun. Tapi bukan berarti perkawinan yang bisa tahan lebih dari empat tahun hanya rekayasa atau berpura-pura rukun.
Namun, masih menurut Fisher, kehadiran anak membantu menjaga pasangan suami-istri tetap hidup bersama lebih lama. Kalau mereka memiliki anak lagi, tiga tahun setelah anak yang pertama, kelanggengan mereka bisa diharapkan bertahan lebih dari empat tahun.
KENAPA TAKUT DITINGGAL PACAR
Selain ketiga senyawa di atas, tubuh juga akan memproduksi endorphin, semacam morfin yang menimbulkan perasaan aman, damai, dan tenteram. Tahap ini disebut tahap pengikatan. Hadirnya sang kekasih secara berangsur-angsur meningkatkan produksi endorphin dalam otak. Tak seperti jenis amfetamin lain, zat ini berfungsi menenangkan dan mengurangi rasa sakit. Bagi yang lagi jatuh cinta, endorphin akan memberikan rasa aman, damai, dan tenteram. Inilah salah satu alasan kenapa orang merasa takut ditinggal kekasihnya. Karena tidak ada lagi endorphin yang bisa menghilangkan rasa sakit itu.(saya rasa ini menjelaskan secara ilmiah kenapa orang yangditinggal pergi atopun baru putus sama kekasihnya sering melakukan hal-hal yang nyeleneh di luar akal orang normal)
Produksi endorphin yang terus mengalir juga melanggengkan hubungan cinta. Berbeda dengan (PEA) yang cuma membangkitkan gairah cinta, endorphin menjadikan hubungan kasih sayang kian intim dan bertahan lama. Pada tahap ini, menurut Mark Goulston, psikiater dari Universitas Kalifornia, Los Angeles, pria dan wanita bisa saling mencintai sebagaimana adanya. Itulah yang membedakan antara cinta nafsu dan cinta penuh kasih sayang.
Tahap selanjutnya adalah persekutuan kimiawi. Di sini otak kecil akan menghasilkan oxytocin, yang meyebabkan sepasang insan semakin rukun dan intim. Bahan kimia itu juga bisa membangkitkan perasaan nikmat selama bermain cinta dan menghasilkan perasaan puas. Selain itu, ia menjadikan saraf lebih peka dan dapat merangsang kontraksi otot. Pada wanita ­oxytocin membantu kontraksi uterus selama melahirkan anak dan membantu produksi ASI. Ia juga bisa meningkatkan orgasme.
Sementara itu, menurut Dr. Jacobo Grinberg, ahli psikologi saraf di Universitas Nasional Meksiko, seperti dikutip The Sunday Times, dalam diri orang yang lagi jatuh cinta dua pikiran terjalin amat kuat secara serempak tanpa mereka sadari. Tapi hal ini bisa saja terjadi antara teman sejawat atau rekan sejawat, pria dan wanita yang saling bertatapan mata satu sama lain selama beberapa menit tanpa bersentuhan dan berbicara, kata Grinberg, dalam suatu konferensi ilmiah di Meksiko, bisa membangkitkan empati. Ketika otak mereka berada pada panjang gelombang yang sama, satu sama lain akan lebih gampang menangkap pesan-pesan tertentu. Sehingga apa yang disampaikan oleh seseorang kepada pasangannya bisa segera ditanggapi. Tanggapan itu bisa positif (cinta diterima) atau ditanggapi negatif yang berarti cinta ditolak.

Disadur dari:
Artikel dalam majalah Intisari
Februari 1997 oleh (Als/Rye)
“Cinta Napoleon gara-gara feromon”
Dan beberapa sisipan dan tambahan seperlunya.
I thought this was useful, isn’t it??
Eh, jangan berikir kalo saya ahli dalam hal-hal yang saya jabarkan disini,
Saya cuma menunjukkan kesadaran ilmiah dari fenomena yang ada.
Oh ya, artikel ini tak dimasuki kaidah-kaidah agama yang berlaku, jadinya yaa sedikit vulgar.
Last, Enjoy it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar

Yang Sempat Mampir