16 September 2008

THINK OUT OF BOX

Berpikir keluar dari kotak
Apa anda pernah mendengar kalimat ini? Entah di mana? Stiker? Coretan dinding?
Di blog lain? Ato di majalah? Ato Alhamdulillah kalo anda tahunya disini.


Sebenarnya apa sih berpikir keluar dari kotak itu? Kok sampai diposting segala??
Alasan kenapa saya mempostingnya disini karena masih terlalu banyak orang yang cara berpikirnya masih di dalam kotak, bahkan ketika orang itu keluar dari kotak, cara berpikirnya sama saja seperti ketika dia tersekap di dalam kotak.


Saya contohkan ada katak, apa yang anda tahu tentang katak? Suka melompat, ya, lha emank cara berjalannya dengan melompat. Coba kalo katak berjalan seperti orang.(kayak di film kartun) itu mengherankan? Atau bahkan anda akan ketakutan, atau bilang katak ini lagi sakit jiwa. (jika anda peduli, klo nggak ya dicuekin aja deh si katak ini)

Ini satu perumpamaannya.

Si katak muda ini biasanya melompat setinggi satu meter di tempat yang bebas. Lalu, dia ditempatkan secara sukarela dan disuruh keluarganya untuk berada didalam kardus tertutup yang ukuran sisi-sisi dan tingginya setengah meter (dirasanya ngga diapa-apain). Apa yang terjadi?? Ketika si katak melompat dengan kekuatan normalnya untuk melakukan lompatan setinggi satu meter. Dia kejedug. Percobaan kedua, kejedug lagi. Ketiga, kejedug lagi.dan seterusnya sampe berpuluh-pulh lompatan. Sejenak katak itu diam(ngrasain sakitnya punggung dia karena kejedug atap kardus). Lalu, katak itu mulai mengendurkan otot kakinya untuk melakukan lompatan yang lebih rendah agar tidak kesakitan(karena kejedug). Dan si katak tidak kejedug atap kardus itu lagi. Si katak berhasil melompat tanpa merasakan sakit lagi di punggungnya dengan melompat setinggi 40-45cm saja. Si katak merasa nyaman hanya melompat serendah itu. Diapun terus mengulang-ulang lompatan rendah itu sampai waktunya dia keluar dari kardus itu.

Walaaa. Setelah keluar, si katak tetap melompat, tetapi sekarang sudah tidak setinggi dulu lagi. Apa alasannya, “sakit kalau tinggi-tinggi, lompat rendah enak, ngga sakit”. Dan seumur hidup katak itu melompat hanya 40-45 cm saja. Padahal dia bisa lebih tinggi dari itu. Katak itu hidup di alam bebas tetapi seakan-akan masih di dalam kardus untuk selamanya. Apakah anda seperti itu juga? Huh. Katak itu adalah perumpamaan untuk orang-orang yang THINK INSIDE THE BOX.

Apakah anda merasa apa yang sudah anda dapat selama ini (kenyamanan hidup/ kekayaan dan istri/suami yang aduhai maybe, realitas/fakta, pengalaman hidup/gelar)malah membatasi pikiran anda?
Sebenarnya tidak masalah jika kenyamanan, pengalaman, realitas anda membatasi ruang berpikir anda. Karena memang itu tujuan adanya pendidikan itu sendiri. (sesekali anda sepantasnya mampir ke sekolah smp ato sma anda. dan lihat, perubahan yang terjadi disana seperti apa.)

Tetapi akan menjadi masalah jika pengalaman, kenyamanan, realitas itu malah menjadi mainframe pikiran anda untuk menghadapi dunia yang selalu berubah ini.
Kenapa??
Perubahan yang terjadi akan SELALU MELEBIHI bayangan (khayalan yang selalu ditertawakan)kita sendiri walaupun sudah menjadi kenyataan. Jika hal-hal seperti itu masih menjadi mainframe, dapat dipastikan anda akan kesulitan menerima perubahan itu sendiri. 

Dan akhirnya, anda hanya bisa melihat perubahan itu tanpa bisa benar-benar menyentuhnya. Dan ketika orang-orang terdekat anda mengikuti arus perubahan itu( karena mereka adalah para pengikut, sekalipun mereka lebih baik daripada orang yang terlelap dengan kenyamanan hidupnya sendiri) anda hanya bisa melihatnya dan tetap melakukan rutinitas anda yang tak
mengubah diri anda secara drastis hanya mempertua umur anda. Huff.

Lalu, apa hubungan perubahan dengan THINK OUTSIDE THE BOX?

Perubahan itu merupakan hasil bentukan dari imajinasi/ide. Dan imajinasi yang luar biasa adalah hasil dari buah pikiran yang terasa konyol ketika itu ditemukan di dalam pikiran tetapi ketika proses tindak lanjut dari imajinasi(buah pikiran yang terasa konyol itu) mencapai tingkat penerapan dalam kehidupan, manfaat darinya ditemukan. Lalu, ditemukanlah penemuan-penemuan yang mengubah secara drastis kehidupan ini. Nah, bentukan dari imajinasi itu sudah bermacam-macam. saya rasa anda sudah pasti tahu bentukan apa saja yang sudah muncul (mobil, pesawat,, Wifi, kartun, kloset, smartphone). Itulah sedikit hasil dari THINK OUTSIDE THE BOX.

THINK OUTSIDE THE BOX, sebenarnya seperti apa sih??
 Yaa berpikir keluar dari kotak, manknya apa??

Pake perumpamaan lagi deeh,

Katak muda kembarannya yang tadi, tapi dia bisa lompat lebih tinggi ½ meter dari saudaranya. Yakni 1,5 meter. Dia juga dimasukkan ke dalam kardus. Dia kejedugnya lebih keras. Lha lompatnya saja lebih tinggi. Sekalipun setelah beratus-ratus kali kejedug(lha lompatnya aja lebih tinggi, jadinya cari tahu gimana melompat lebih rendahnya lebih lama) akhirnya dia bisa lompat rendah 40-45cm. di kardus, dia ngerasa sakitnya kejedug ngga lebih mengerikan daripada ngga bisa lompat tinggi. Di dalam kardus itu ia selalu berpikir bagaimana dia bisa melompat lebih tinggi daripada sebelumnya. Karena dia risih lompat rendah, “Masak katak cuma lompat tingginya 40-45cm?” .(padahal enak lho lompat rendah)

Akhirnya dia juga keluar dari kardus itu. Tetapi dia melompat malah lebih tinggi daripada sebelumnya. Yakni 2 meter(melepaskan kejenuhan lompat rendah kali yaa). Waw. Sekalipun pertamanya dihina, akhirnya banyak katak yang mencoba seperti katak itu karena mereka pikir, keren banget lompat tinggi. sekalipun tetep, dia yang paling tinggi. Dia juga dapat melompat jarak jauh. Dan dia juga yang terjauh. 
Katak itu akhirnya jadi trendsetter, katak lainnya ingin menyaingi dia dan menjadi pengikut saja.
(bandingkan dengan cerita pertama yang kataknya nyaman dengan lompat 40-45cm saja dan ketakutan seumur hidupnya hanya karena kemungkinan kesakitan yang tak membuat katak itu mati)


Anda pasti tahu kalau cerita di atas itu fiktif. Ya, itu fiktif. Tetapi dari segi pemikiran. Apa yang ditampilkan nyata benar terjadi dan memang seperti itu realitasnya. Orang-orang yang membuat hal-hal baru dan BERHASIL menyebarluaskannya akan selalu menjadi trendsetter dan akhirnya diikuti oleh pesaingnya. Bukan kehidupan katak tentunya. Tapi kehidupan manusia.

THINK OUTSIDE THE BOX seperti dicontohkan di cerita katak kedua. Orang-orang ini mainframe darinya adalah kebebasan berimajinasi dari keterbatasan situasi(tidak terpaku pada kebiasaan yang nyaman). 

Pengalaman/ gelar, realitas/ fakta, hanya sebagai referensi dari apa yang akan dikerjakan untuk mengurangi kesalahan fatal yang bisa terjadi dalam proyek besar di dalam hidupnya. 

Entah apapun proyek yang dianggapnya besar itu. Bukan sebagai mainframe alasan dia hidup, bekerja, dan bergaul. Dan kenyamanan hidup yang dia dapat sebagai hasil dari proyek itu tak membuatnya malas karena otaknya tak pernah berhenti berpikir keluar dari jalur/kotak dan dia sangat siap untuk mewujudkan imajinasi apa saja yang ada didalam otaknya.

Orang-orang seperti inilah yang mampu menangkap peluang yang ada di depan matanya dan memanfaatkan peluang itu untuk kemakmuran dirinya, khususnya, menghidupi pekerjanya, untuk lingkup sekitarnya, dan juga lingkup yang lebih besar negaranya dalam kurun waktu ke depan. Sudah banyak contohnya, sekalipun mereka termasuk golongan minoritas, tetapi mereka menguasai banyak hal di dunia ini.

Apa ini menunjukkan kalo orang-orang yang THINK INSIDE THE BOX kurang berguna?
Tidak, mereka tetap berguna, berguna untuk mengurangi pesaing yang ingin berada di puncak piramida.^^.ho ho. Mereka tetap berguna, sekalipun tanggung jawab yang dipikulnya tak sebegitu berat. Tapi, kuantitas dan juga kemampuan mereka bertahan dalam satu kondisi yang sama selama berpuluh-puluh tahun itu yang sering dimanfaatkan para penemu/pembesar/pengusaha untuk memperbesar pundi-pundi (rezeki) para penemu/pembesar/pengusaha itu sendiri. 


Saya sangat yakin mereka nggak merasa dimanfaatkan sekalipun kenyataannya mereka diperbudak oleh ilmu yang dikuasainya. Biasanya karena imbalannya pantas dengan apa yang dikerjakan, lalu dengan imbalan itu mereka mendapatkan kenyamanan yang membuat mereka tak mau beranjak dari tempatnya dan akhirnya mereka mencintai pekerjaan mempertahankan hidup mesin (rezeki) orang lain itu.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk memulai hidup dengan THINK OUTSIDE THE BOX??
Mulai saja ubah kebiasaan-kebiasaan kecil anda, entah kebiasaan buruk ato baik. Misalnya yaa, kalo anda hanya tahu satu jalan tercepat buat ke kantor/ke sekolah/ kampus. Mulai cari-cari jalan lain yang yaa memang itu bukan yang tercepat, tapi, paling nggak, bisa merefresh dengan pemandangan yang ada di sekitarnya yang terasa baru. Atau mencoba menulis pake tangan kiri sekalipun anda bukan orang kidal. Menaruh dompet di saku kiri kalo biasanya anda menaruhnya di kanan, Melakukan semuanya sendiri kalau sebelumnya anda orang yang ketergantungan sama orang lain ato sebaliknya. jika anda bisa melihat peluang. 

Misal, ada satu usaha yang produksinya hanya ada satu di daerah anda dan usaha itu memonopoli usahanya sekalipun nggak banyak orang yang sadar kalo dimonopoli. Bisa, menyainginya dengan membuat usaha yang sama(licik). Tapi hidup emank seperti itu. Mau bagaimana lagi?? Atau bahkan anda baru saja menemukan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya yang bisa menguntungkan dan ingin menjadikannya nyata(dan masih banyak lagi cara lainnya, anda pasti punya cara yang lainnya khan? ) dan Semua itu butuh kesadaran, usaha, kerja keras, dan juga kemauan untuk berubah sampai anda bisa mengubah lingkungan anda sesuai imajinasi anda pada akhirnya.

Karena THINK OUTSIDE THE BOX, anda harus membuka jalan baru di luar jalan yang sudah ada dengan menebangi pohon, memindah gunung, menghancurkan batu, memotong rumput di jalan baru yang akan ditempuh itu, daripada melewati jalan yang sudah diaspal di dalam pikiran anda.
Anda pastinya tak pernah berhenti bernafas kan? Lalu, kenapa anda berhenti berpikir (membuat jalan baru dalam pikan anda)??
semoga bermanfaat buat kawan-kawan yang baca. kalo ada salah-salah di correct-correct ya, ntah pemahamannya ato bahasanya ato yang lainnya. Thanks for reading.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar

Yang Sempat Mampir