03 Maret 2014

Hanya Wajah, Dengan Janji Sampah?

Kian dekat hari berganti hari,tanggal berganti cepat, yang dinamakan pesta demokrasi di negeri ini akan dihelat.

Berbagai promosi dilakukan oleh orang-orang yang berniat untuk mengajukan diri mereka. Mereka  hadir untuk mewakili ratusan juta penduduk negeri ini dalam golongan elit. Para elit yang nantinya menentukan arah kemana langkah negeri ini selanjutnya. Jika kita berkecimpung dalam skala kecil. Merekalah yang akan menentukan, pembuat keputusan yang bisa mengubah haluan dalam skala besar. Bukan hanya dalam skala kecil, tetapi besar, cenderung gigantic. Apalagi skala segede gaban pun bisa mereka 
ubah.


Namun, dari segenap PEKERJAAN. Ya pekerjaan, ini bukan lagi masalah family klasik yang merunut silsilah dari siapa yang pantas berbicara dan diam. Bukan lagi yang mana ayah, siapa ibu, kakak, adik, ataupun paman. Tetapi PEKERJAAN , yang dituntut dikerjakan secara professional beretika dan berasaskan hukum. Bahkan mereka juga bisa membuat hukum mereka sendiri.

Namun, dari sebagian pekerjaan yang akan mereka kerjakan itu. Mereka hanya menunjukkan batang hidungnya dengan kata-kata promosi yang bisa ditulis siapa saja. 

Hanya wajah, dengan janji sampah?

Dengan itu saja mereka dengan mudah tereliminasi dalam proses rekrutmen pekerjaan.
Lihat saja kumpulan curriculum vitae yang seharusnya terbuka untuk masyarakat umum sekarang sudah ditutup aksesnya.

Apakah kita rakyat diharuskan memilih dengan hanya melihat wajah, tahu nama?


Kekuasaan itu punya magnet tersendiri, memang. Harapan-harapan yang dimunculkan itu menyebabkan rakyat yang akhirnya menghadapi persoalan pelik setiap harinya menjadi harap-harap cemas. Saya akan….., saya akan…..,saya akan…, membiarkan khalayak ramai berandai-andai. Akan sehebat apa mereka jika orang ini, orang itu menjadi pemimpinnya. Dan ketika harapan mereka hanya menjadi  angan belaka. Seperti pisau bermata dua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar

Yang Sempat Mampir