3 Kisah Islam
Dikisahkan oleh KH Drs. Syamsudin di mimbar
Mumpung masih ingat dan masih di bulan syawal.
Pak Kyai diatas adalah Imam sekaligus Khotib di Sholat Id kemarin Minggu, 19 Agustus 2012 di pelataran Pabrik.
Selesai Sholat Id, tak ada yang istimewa. Dan Pak Kyai pun memulai khotbahnya…
Pikiran ini mulai mengawang-awang ke tempat lain. Tempat dimana makhluk cantik duduk bersimpuh di kandangnya, tapi suara speaker yang keras mengembalikan otak ke tempatnya semula. Setelah didengar cukup lama, ternyata ada bahasan cukup menarik untuk diperhatikan lebih lanjut.
Dan saya merangkupnya menjadi 3 Kisah Islam ini.
Kisah tentang pengakuan dan hukuman wanita yang berzina
Konon katanya, dulu sewaktu Rasulullan SAW masih hidup. Beliau didatangi seorang wanita yang mengakui dirinya melakukan perbuatan zina dengan seorang pria dan meminta pengampunan dosa kepada beliau. Namun, beliau menyuruh wanita ini menunggu sampai melahirkan terlebih dahulu sebelum menerima hukuman dari beliau. Wanita ini patuh dan selepas rahim tak berdosa itu lepas dari tubuhnya dan menjadi bayi, ia mendatangi lagi Rasulullah. Rasulullah pun memberi hukuman kepada wanita tersebut. Sayang jenis hukumannya tak dijelaskan lebih lanjut oleh pak Kyai, tetapi, karena beratnya hukuman itu, wanita tersebut merenggangkan nyawa. Dan Rasulullah SAW pun menyuruh istrinya untuk memandikan, menyolatkan sebelum memakamkan wanita tersebut.
Para sahabat Nabi kemudian bertanya, mengapa engkau masih berbaik hati kepada orang yang telah melakukan dosa besar ya Rasul? Beliau menjawab karena wanita tersebut sudah menyerahkan dirinya kepada Sang Maha dan menerima hukuman yang setimpal, tak sepantasnya hukuman itu dilebih-lebihkan. Para sahabat hanya mengangguk-angguk.
Kisah tentang keluaga yang ikhlas
Fatimah, istri Ali bin Abi Tholib, menunggu persediaan bumbu dapur dan lauk untuk memasak dari Ali yang sedang bekerja. Sepulang bekerja, Ali tetap tak membawa apa-apa. Fatimah hanya bisa mengelus dada dan tetap menyambut dengan mesra suaminya tercinta. Fatimah pun masih menahan lapar begitu pun Ali.
Tiba waktu sholat dan adzan berkumandang. Ali pun pergi ke masjid. Belum sampai ke masjid, langkah Ali dihentikan oleh seseorang yang mengaku berhutang kepada bapak Ali. Orang tersebut mengaku dulu belum sempat membayar Almarhum bapak Ali sewaktu beliau bekerja dengannya untuk membuat kulit samak. Orang tersebut kemudian memberi 40 Dinar kepada Ali. Selesai beribadah, Ali pun pulang dengan perasaan senang. Sampai rumah, Fatimah pun meminta Ali untuk ke pasar membeli persediaan untuk makan.
Ali pun pergi ke pasar. Saat berada di pasar, Ali bertemu seorang musafir yang kehabisan bekal. Musafir itupun berseru, “Belanjakan dinarmu ke Jalan Allah SWT.” Dengan bahasa sana tentu saja. Berkali-kali. Ali yang mendengar seruan itupun mendekati musafir itu dan Ia memberikan semua dinarnya kepada musafir tersebut. Musafir itu berterima kasih berkali-kali kepada Ali. Ali kembali pulang. Istrinya heran ketika Ali tak membawa apa-apa. Setelah Ali menceritakan semuanya. Istri Ali, Fatimah memaklumi dan berkata kepada suaminya, “Akupun akan melakukan hal yang sama denganmu.”
Ketika Umar Bin Khattab menjadi khalifah, ada saatnya dimana para petinggi Islam menggunakan kekuasaannya dengan berbuat dzolim terhadap umat muslim sendiri. Isu mengenai perbuatan dzolim itupun terdengar oleh keluarga sang Khalifah. Anak Umar yang masih kecil geram mendengar isu itu. Setelah beribadah sholat subuh.
Umar bersama anaknya bersantai di rumah sembari menunggu terangnya dunia. Anak Umar meminta Bapaknya untuk segera mengusut tuntas isu dzolim tersebut. Umar pun menjawab, “Nanti setelah dzuhur akan kuumumkan.” Anak Umar dengan nada tegas tetap mengingatkan Ayahnya mengumumkan saat itu juga. “Belum tentu Ayah masih hidup sampai dzuhur nanti!” Merasa tak dihormati oleh anaknya, Umar berdiri dari duduknya. Mata melotot Umar berubah menjadi mata sayu dan Iapun memeluk anaknya. “Terima kasih Allah SWT engkau telah memberikanku anak yang berjuang di jalan kebenaran.” Umar pun seakan mendapat tenaga baru untuk pergi ke masjid dan mengumumkan barang siapa merasa didzolimi untuk memberi laporan kepada dirinya tentang siapa dan apa yang dilakukan oleh petinggi umat muslim yang dzolim kala itu.
Paling seneng sama cerita yang Kisah tentang keluaga yang ikhlas. bener2 keluaga yang patut dicontoh selalu bersedekah di jalan Allah..
BalasHapusiya, salah satu dari yang patut di contoh itu.
BalasHapuskenapa kok khotbahnya mengangkat tiga tema yang berbeda ya?
BalasHapusceritanya menarik dan penuh dngn hikmah
BalasHapuskisah yang bagus banget nih,apalagi yang no.2 itu,mantap...
BalasHapusfollback #11 gan ditungggu
BalasHapussob,,saya liat di profil akun blogger sobat,,sobat dari Jateng ya,,dimana tuh...?
BalasHapusBakat jadi wartawan nich...
BalasHapusKhutbahnya Ustadz dicatat dengan baik dan di share di sini...
Semoga bisa memberi pencerahan bagi yg baca...
Inilah manfaat blog, bisa ikut menyebarkan syiar
Salam!
@ Sang nanang:Nggak tahu bang,itu inti dari khotbahnya menurut saya, ato yang menarik dari khotbah itu menurut saya.
BalasHapus@aditia: Begitulah.
@Ants: dari Magelang sob. tau kan?
@tyo: udah dari kemaren...:p
@marsudiyanto: hehehe... itu intinya saja kok bang. Amin... amin...
semua itu pasti ada tujuan dan hikmahnya ... :)
BalasHapussubhanallah... betul-betup inspiratif
BalasHapussangat inspiratif banget, tpi syg org jarang yg ska baca kyk gni...
BalasHapusKisah Islami yang penuh makna!
BalasHapusjangan konon katanya dunk... ntar seolah² cm dongeng..
BalasHapus